Kita selalu bisa menikmati makan enak.. kita bisa memilih makanan apa yang mau kita makan.. tapi, bagaimana dengan mereka ?
Yogyakarta, 9 November 2011..
Sedikit cerita tentang saudara-saudara kita yang ada di tengah-tengah kita,
namun kita tidak aware dengan keberadaan mereka..
Hidup di belakang spanduk dan billboard yang memenuhi wajah kota Yogyakarta,
sehingga kita pun tidak sadar dengan keberadaan mereka..
Entah karena memang tidak aware dengan keberadaan mereka,
atau hati kecil masyarakat yang memang sudah tidak peduli lagi,
karena masih banyak masyarakat yang membuang sampah di situ..
Tepatnya di timur lampu merah sagan yogyakarta, terdapat 15-20 orang.
Mereka adalah masyarakat yang dikucilkan dari desa Glagah, Mojokerto, Jawa Timur.
Dulunya mereka adalah orang-orang yang terkena sakit kusta,
namun sampai saat ini mereka yang tinggal di Sagan itu adalah ex-kusta.
Hidup mengemis dan mengamen di Yogyakarta untuk bertahan hidup..
Selain makan bersama, kami juga membagikan sedikit paket yang berisi selimut, peralatan mandi dan beberapa bahan makanan. Untuk anak-anak juga kami bagikan sedikit makanan kecil.
Yogyakarta, 9 November 2011..
Sedikit cerita tentang saudara-saudara kita yang ada di tengah-tengah kita,
namun kita tidak aware dengan keberadaan mereka..
Hidup di belakang spanduk dan billboard yang memenuhi wajah kota Yogyakarta,
sehingga kita pun tidak sadar dengan keberadaan mereka..
Entah karena memang tidak aware dengan keberadaan mereka,
atau hati kecil masyarakat yang memang sudah tidak peduli lagi,
karena masih banyak masyarakat yang membuang sampah di situ..
Tepatnya di timur lampu merah sagan yogyakarta, terdapat 15-20 orang.
Mereka adalah masyarakat yang dikucilkan dari desa Glagah, Mojokerto, Jawa Timur.
Dulunya mereka adalah orang-orang yang terkena sakit kusta,
namun sampai saat ini mereka yang tinggal di Sagan itu adalah ex-kusta.
Hidup mengemis dan mengamen di Yogyakarta untuk bertahan hidup..
Rumah-rumah tuna wisma di Sagan. Berdiri dengan bambu, kemudian ditutupi dengan bekas spanduk, terpal dan kardus bekas |
Sedikit informasi, sebenarnya kegiatan baksos ini berawal dari keprihatinan kami
pada homeless yang ada di Jl. Suryotomo (di seputaran Progo).
Kalau malam hari ada banyak homeless yang tidur di pinggiran toko,
mereka tidur hanya beralaskan kardus bekas dan beberapa diantaranya
tidur tanpa menggunakan selimut.
Akhirnya aku, @eginegina dan @hogandut mengumpulkan dana
dan selimut layak pakai dari teman-teman kami.
dan selimut layak pakai dari teman-teman kami.
Namun puji Tuhan dana yang terkumpul lebih.
Untuk itu kami mengalokasikan dana ke tempat yang memamng benar-benar membutuhkan.
Kami sempat mengunjungi panti asuhan, namu kebanyak panti asuhan
sudah memiliki donatur tetap dan dapat dikatakan dari segi materi mereka cukup.
Oleh karena itu kami memilih tuna wisma di Sagan,
mereka sangat jarang mendapat bantuan dan perhatian..
Malam itu, bersama beberapa beberapa teman, kami mengadakan makan malam bersama dengan tuna wisma yang ada di Sagan. Kami memesan nasi kotak sebanyak 70 kotak. Pada saat itu kami berencana tidak hanya mengajak tuna wisma yang ada di Sagan, tetapi juga ingin mengajak tuna wisma lain yang ada di sekitar kota Yogyakarta. Sayangnya, hampir seharian Jogja diguyur hujan sehingga jumlah yang datang pun sedikit.
Selain makan bersama, kami juga membagikan sedikit paket yang berisi selimut, peralatan mandi dan beberapa bahan makanan. Untuk anak-anak juga kami bagikan sedikit makanan kecil.
Cerita lengkap lainnya bisa dilihat di tumblr @eginegina ..
Untuk cerita bersama homeless di seputaran Progo :
Untuk cerita tuna wisma di Sagan :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar