Yeah.. ini bener-bener lamaa gak ngobrak ngabrik blog.. :( Aaakkk udah dari kemaren pengen posting cerita dari Semarang ini, baru sekarang bisa terealisasikan.. Jalan-jalan ke Semarang ini sebenarnya cerita bulan lalu,huhu.. kulineran bareng temen seperjuangan di kampus, Rinda, Cici, Jempol dan Rino..
Perjalanan kami dari Jogja jam 9 pagi dan pulang dari Semarang jam 9 malam. Sebelum menuju ke Semarang,
kami sempat mampir di Warung Brongkos di Muntilan terlebih dahulu (cerita dari warung brongkos ini nanti akan diposting kok :D)
Lalala~ yuk langsung meluncur ke cerita kuliner di Semarang!
Sampai di Semarang, kami langsung menuju sebuah rumah makan yang menjual masakan babi.. Warung Makan Koh Liem yang berlokasi di Jl. Karanganyar 28/C4, Semarang Tengah ini buka dari jam 7 pagi sampai jam 7 malam. Sesampai di sana telah tersedia berbagai macam makanan seperti bakpao babi yang rasanya bikin nagih (aaah nyesel gak jadi bungkus..!! ), olor goreng, sate babi dan berbagai macam lauk tambahan serta snak. Salah satu favorit aku dan temen-temen adalah Olor Goreng! Ini dia yang wajib dicoba.. sebenarnya ini cukup sederhana, hanya telur dadar dicampur dengan potongan sumsum kemudian digoreng.. Walaupun sederhana tapi ini enak dan nagih juga makannya.. Menu yang aku pesan adalah Babi Telur Kecap.. Sama seperti masakan babi kecap lainnya namun disini kuahnya seperti sop, jadi sangat cair dan gak kental.. Rasa manis dari kecap dan asin dari garam yang memunculkan rasa gurih.. untuk dagingnya cukup empuk karena dipotong tipis kemudian dengan telur rebus yang telah dibelah dua.. rasanya lumayan walaupun aku lebih suka babi kecap yang dimasak dengan kuah sedikit kental.. Kemudian menu selanjutnya adalah Cumi.. cumi yang dimasak dengan kecap inggris ini boleh dicoba.. rasanya agak asin, tapi kalau dimakan dengan nasi pas di lidah.. Biasanya aku paling gak bisa makan cumi selain cumi goreng tepung, tapi cumi yang satu ini aku suka..
Olor Goreng | @Rp.10.000 |
Babi Telur Kecap | Rp. 17.000/porsi |
Cumi Asam Manis | Rp. 17.000/porsi |
Setelah kenyang mengisi perut, kami beranjak ke kawasan Simpang Lima untuk mencari Es Duren. Sebenarnya lokasinya bukan di Simpang Lima persis, tapi di gang kecil seputaran Simpang Lima, tepatnya di Segitiga Erlangga. Sesampai di sana, tempatnya bukan berupa bangunan atau rumah namun sebuah trotoar dengan pohon-pohon rindang dimana terdapat banyak pedagang kaki lima yang menjajakan Es Duren, Tahu Gimbal, Bakso, Siomay/Batagor dan lain-lain. Menu andalan di sini adalah es Duren dan Tahu Gimbal. Oke, pilihan tetap jatuh pada Es Duren! Habis makan babi dilanjutkan makan duren, satu kata.. kolesterol! ckckkckc.. Yah walaupun begitu, ketemu yang namanya duren semua gak mau ketinggalan untuk memesan seporsi porsi Es Duren.. Es Duren ini hanya berupa buah duren asli dengan parutan es dan susu kental manis coklat.. Rasanya boleh lah, hanya disayangkan karena gak semua duren mateng, beberapa diantaranya belum mateng..
Es Duren | Rp. 22.000 |
Yah nampaknya perut bisa juga ngomong kenyang x) hahaha.. sambil menunggu perut menyediakan space untuk diisi (lagi) kami jalan-jalan dulu di Paragon Mall. Setelah selesai mutar-mutar dan perut sepertinya bersedia untuk diisi kembali jadi kami menuju sebuah toko tempoe doloe yang ada di Jl. Pemuda, yaitu Toko Oen. Sesampai di sana terlihat sebuah bangunan bangunan tua dan ketika masuk di dalamnya terasa suasana klasik dengan kue-kue jadul (jaman dulu) yang disediakan di lemari kaca.
Venue Toko Oen |
Selain kue-kue jadul, es krim jadul yang teksturnya kasar menyerupai es putar pun disediakan di sini.. Uniknya, varian rasa yang disediakan sangat beraneka ragam. Es krim ini sebenarnya hampir sama dengan Es Krim Tip Top di Jogja, tekstur es krimnya sama... Dari beberapa rasa es krim yang kami coba, yang paling enak adalah rasa kopyor! Kelapanya terasa, bener-bener mirip es kopyor.. Untuk es krim disajikan di gelas dengan toping lidah kucing.
|
Akkk lupa namanya apa :( Pokonya itu coklat dan tutty frutty..hehe |
Rum Raisin dan Kopyor | @Rp. 12.500 |
Selain itu, terdapat berbgai macam snak lain seperti Poffertjes, Bitterballen, Calamary dan lainnya.. selain itu juga ada makanan (main course) seperti Bestik, Cordon Bleu dan beberapa masakan Indonesia seperti sate, gado-gado dan lain-lain. Snak yang sempat aku coba adalah Poffertjes Es Krim. Poffertjes mini ini jumlahnya cukup banyak, disajikan dengan tiga macam varian rasa es krim dengan ukuran scoop mini dan saus coklat..
Poffertjes Es Krim | Rp. 25.000 |
Sebelum pulang jangan lupa membungkus kue kering atau snak-snak lainnya.. Lidah kucing disini enak lho, sangat renyah dan rasanya pas! Harga kue kering /ons Rp. 12.000.
Setelah pulang dari Toko Oen entah kenapa masih kenyang, jadi mau makan pun rasanya ga kuat lagi. Tapi tapi dan tapi sayang banget memang kalau udah nyampe Semarang kulineran cuma dikit.. Akhirnya kami mampir dulu ke Lawang Sewu karena setelah itu berencana mau kulineran di Kawasan Pecinan Semarang.. Di gang kecil ini biasanya terdapat cukup banyak penjual makanan pada malam hari, tapi kenapa waktu kami ke sini belum pada buka..huhu.. Pedagang yang menjajakan dagangannya masih sangat sedikit, tapi kami berhasil menemukan Es Putar Duren hahahah *duren lagi.. glek!* Tapi Es putar kali ini memang spesial, rasa durennya terasa ditambah lagi buah duren matang sebagai pelengkap, selain itu ada bubur mutiara dan sepotong agar-agar.
Setelah pulang dari Toko Oen entah kenapa masih kenyang, jadi mau makan pun rasanya ga kuat lagi. Tapi tapi dan tapi sayang banget memang kalau udah nyampe Semarang kulineran cuma dikit.. Akhirnya kami mampir dulu ke Lawang Sewu karena setelah itu berencana mau kulineran di Kawasan Pecinan Semarang.. Di gang kecil ini biasanya terdapat cukup banyak penjual makanan pada malam hari, tapi kenapa waktu kami ke sini belum pada buka..huhu.. Pedagang yang menjajakan dagangannya masih sangat sedikit, tapi kami berhasil menemukan Es Putar Duren hahahah *duren lagi.. glek!* Tapi Es putar kali ini memang spesial, rasa durennya terasa ditambah lagi buah duren matang sebagai pelengkap, selain itu ada bubur mutiara dan sepotong agar-agar.
@Lawang Sewu |